BUDAYA DESA JATIMULYO
Tradisi dan Adat Budaya Desa Jatimulyo Perkembangan peradaban Manusia saat ini teleh berubah jauh dengan dicapainya beberpa kemajuan di bidang teknologi , pendidikan, dan segala aspek yang menunjang seluruh kegiatan kehidupan Manusia Modern. Kemajuan – Kemajuan ini tidak hanya merubah gaya hidup namun juga merubah tradisi budaya , adat istiadat yang ada di lingkungan Masyarakat baik yang berada di perkotaan maupun di Desa terutama kalangan muda yang mulai tidak mengenal budayanya sendiri dan lebih bangga berbudaya ala Barat atau Eropa . Namun dari kesemuanya itu masih ada Wilayah yang mempertahankan tradisi Masyarakat yang sangat istimewa dan adilihung dan diwariskan secara turun temurun , seperti tradisi – tradisi yang masih melekat di Desa Jatimulyo Kecamatan Kaumab Kabupaten Tulungagung. Tradisi yang masih di jalankan oleh Masyarakat Desa Jatimulyo dari dulu oleh nenek moyang mereka sampai sekarang diantaranya adalah :
1. Sedekah Bumi dan Krapyakan Kegiatan ini dilakukan rutin setiapa tahun oleh Warga Desa Jatimulyo yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan Sura ( Kalender Jawa ) , hal ini dilaksanakn sebagai rasa Syukur Kepada Alloh SWT atas hasil bumi yang diperoleh selama satu tahun terkahir, dan dengan harapan di tahun depan bisa lebih baik lagi.
2. Gebas Area Pemakaman Dan Nyadran Acara gebas makam merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh Masyarakat Desa Jatimulyo setiap tahun pada bulan Syaban untuk mebersihkan area pemakaman yang ada di seluruh wilayah Desa Jatimulyo.
3. Tradisi Sambatan Tradisi Sambatan merupakan istilah yang ada di Masyarakat sekitar Wilayah Kabupaten Tulungagung untuk melakukan pembangunan atau perbaikan Rumah warga secara Gotong Royong. Hal seperti ini juga masih rutin dilakukan oleh warga Desa Jatimulyo sebagai wujud kekompakan warga dalm hidup bermsyarakat dengan penuh rasa persatuan dan kesatuan. Dalam kegiatan ini biasanya akan dipimpin oleh tokoh Masyarakat setempat untuk mengakomodir warga agar ikut serta dalam acara samabatan dengan waktu yang sudah ditentukan sebelumnya , bagi pemilik rumah tidak perlu memberikan upah berupa uang kepada warga yang datang , hanya saja menyediakan makanan ala kadarnya sesuai dengan kemampuan masing – masing.
4. Tradisi Kenduren Tradisi Kenduren atau tasyakuran masih di pegang erat oleh warga Jatimulyo dalam menghadapi berbagai peristiwa yang ada di dalam masyarakat , diantaranya dalah kenduren untuk memperingati empat bulan bagi wanita yang mengandung ( ngupati ) , memperingati tuju bulan ( motoni ) , kenduren pada malam sebelum pernikahan di keluaraga mempelai wanita di sebut dengan midadareni yang biasanya dilaksanakan setelah jam 12 malam ,jabelan adalah kenduren untuk menandai dimulainya cocok tanam dan panen , kenduren untuk keluarga yang meninggal ( mulai kenduren ungkur – ungkuran , nyurtanah , nelung ndina , mitung ndina , matang puluh , nyatus , mendak pisan , mendak pindo , nyewu dina ). Dan Masih banyak lagi tradisi adat istiadat yang masih depegang teguh dan dilestarikan secara turun temurun oleh warga Desa Jatimulyo
Sumber : https://jatimulyo.daring.co.id