Pemerintah Desa Jatimulyo bersama elemen lembaga Desa Jatimulyo melakukan observasi kunjung lapang ke Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh semua perangkat desa Jatimulyo, Anggota BPD, Anggota LPM, Anggota BUMDES Desa Jatimulyo, Anggota TP PKK Desa, Anggota KSM TPS 3 R Lestari Mulyo dan pendamping dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) serta pendamping dari Kecamatan. Jumlah total peserta yang ikut sebanyak 45 orang.

Galeri

Rombongan berangkat pada hari Jumat, 10 Agustus 2018 pukul 20.00 WIB. Sampai di Yogyakarta hari Sabtu, tanggal 11 Agustus 2018 sekitar pukul 03.30 WIB mampir dulu ke Pantai Parangtritis sekaligus sarapan disana. Sambil menikmati indahnya suasana pagi di pantai Parangtritis dengan ombak yang besar.

Sekitar pukul 08.00 WIB menuju lokasi Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta ke Kampung Mataraman. Rombongan disambut dengan suasana khas Jawa abad 19 dengan baju kebaya. Kemudian dengan menaiki kereta anak-anak menuju ke lokasi BUMDES pengelolaan sampah yang juga ada industri pembuatan minyak tarmanu, dan pengolahan minyak jelantah menjadi bahan bakar solar.

Dari lokasi BUMDES pengelolaan sampah menuju ke Aula Desa Panggungharjo dan disambut langsung oleh Bpk. Lurah Desa Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi, S. Fam Apoteker. Kemudian dilakukan acara pembukaan dan penjelasan umum oleh Bpk. Lurah Desa yang dilanjutkan dengan tanya jawab. Tujuan utama dari observasi kunjung lapang ini adalah untuk berguru ilmu terkait dengan BUMDES yang mana di Desa Panggungharjo dengan rentang waktu 2013 – 2018 mempunyai peningkatan yang sangat tinggi. Dengan modal 30 juta rupiah di tahun 2013 dan sekarang asetnya hampir mencapai 8 Milyard rupiah.



Dijelaskan oleh Bpk Lurah Desa Panggungharjo bahwa BUMDES Panggungharjo dinamakan BUMDES “PANGGUNG LESTARI” dengan jenis usaha:
1. Kampung Mataraman (Rumah makan dengan tema pengenalan tradisi budaya jawa abad 19 awal, dengan bahan baku makanan organik)
2. Pengelolaan Sampah
3. Industri Pengolahan Minyak bekas penggorengan (Jelantah) menjadi bahan bakar bio solar
4. Industri Minyak Tamanu (berbahan dasar biji nyamplung)
Dengan melihat itu Pemerintah Desa Jatimulyo bercita-cita BUMDES juga bisa berkembang dan sukses seperti Desa Panggungharjo. Kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Desa Jatimulyo yang jelas mempunyai latar belakang berbeda dengan Desa Panggungharjo adalah :
1. Luas Wilayah Desa Panggungharjo (sekitar 564 Ha) hampir 5 kali luas Desa Jatimulyo (sekitar 145 Ha)
2. Jumlah penduduk Desa Panggungharjo (sekitar 28.515 jiwa) 9 kali penduduk Desa Jatimulyo (4.294 jiwa per Juli 2018)
3. Pemanfaat pengelolaan sampah di Desa Panggungharjo sekitar 1.500 rumah tangga, sedangkan Desa Jatimulyo berjumlah 507 rumah tangga
4. Iuran tiap bulan yang cukup besar di Desa Panggungharjo yaitu Rp 20.000, untuk rumah tangga umum dan ada kelas-kelas tersendiri sesuai dengan usaha, sedangkan di Desa Jatimulyo iuran tiap bulan Rp 10.000,-
Memang diakui oleh Bpk. Lurah Desa Panggungharjo bahwa dengan jumlah pemanfaat yang kurang dari 1.000 rumah tangga dan iurang yang kurang dari Rp 20.000 per bulan akan membuat sulit untuk berkembang BUMDES pengelolan sampah, karena dengan biaya bulanan yang cukup besar untuk operasinal mulai dari honor karyawan, pemeliharaan kendaraan, dan operasional bahan bakar yang besar. Dengan kendala itu diakui yang membuat belum berkembangnya BUMDES TPS 3 R di Desa Jatimulyo.

Pekerjaan Rumah untuk semua lembaga yang ada di Desa Jatimulyo untuk mengembangkan BUMDES dan mencari peluang baru usaha untuk BUMDES kita. Dengan harapan dilaksankannya kegiatan observasi kunjung lapang ini akan memberikan ide-ide tentang jenis usaha yang pas dengan Desa Jatimulyo, sekaligus trik dan tip untuk memacu semangat pengurus BUMDES untuk mengembangkan BUMDES di Desa Jatimulyo sehingga pada akhirnya akan memberikan kemanfaatan untuk semua warga Desa Jatimulyo

Bagaimana reaksi anda mengenai artikel ini ?